Blog Ini adalah himpunan catatan Sang Komisioner untuk memberi informasi bagi pengunjung mengakses berbagai perkembangan Pemilu di Kabupaten Bantaeng.Gunakan Hak Pilih Anda Dengan Bijak, Suara Anda Menentukan Nasib Bangsa
Minggu, 22 Februari 2009
Pemilih Pemula Jangan Dibodohi
(Foto: Sosialisasi di SMU 1 Bantaeng)
Senin, 28 Juli 2008 | 10:06 WIB
Laporan Wartawan Kompas.com IGN Sawabi
JAKARTA, SENIN - Pemilih pemula yang jumlahnya mencapai 30-40 persen total jumlah pemilih, terutama kalangan pelajar dan remaja, perlu diberikan pendidikan politik menjelang pelaksana pemilihan umum. Hal ini diperlukan agar mereka tak manjadi objek pembodohan.
"Ini penting, mengingat selama ini pengalaman yang lalu-lalu partai politik lebih sering memanfaatkan mereka sebatas untuk hura-hura politik, seperti pengerahan massa dan konvoi," ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Idy Muzayyad di Jakarta, Senin (28/7).
Berkaitan dengan itu, IPNU bekerja sama dengan berbagai pihak sudah dan akan melakukan pendidikan politik bagi pemilih pemula. IPNU menggandeng Kesbangpol Depdagri, KPU, dan Jaringan Pendidikan Politik untuk Rakyat.
Bersama organisasi yang selevel, yakni Ikatan Remaja Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Putri NU, dan Pelajar Islam Indonesia, IPNU akan menggalang sinergi untuk menyelamatkan pemilih pemula dari pembodohan politik.
Pendidikan ini bertujuan agar pemilih pemula yang memang masih "hijau' dalam dunia politik memiliki kesadaran dan partisipasi politik secara proporsional. Sebab, konsekuensi demokrasi telah menempatkan setiap warga negara yang mempunyai hak pilih untuk menentukan arah kebijakan negara melalui sistem perwakilan.
"Jangan sampai para pemilih pemula ini tidak menentukan pilihan secara otonom dan sadar. Tapi, mereka perlu diajak benar-benar sadar hak dan pilihannya agar tidak gampang untuk sekadar diajak konvoi motor," kata Idy.
Idy meyakini, karena jumlahnya yang besar itu, pemilih pemula akan menjadi sasaran penggalangan suara oleh semua partai politik yang ikut bertanding dalam pesta demokrasi 2009 mendatang, dengan strategi masing-masing. Yang terpenting, jangan sampai strategi tersebut mengandung unsur tipu-tipu dengan kemasan yang tak mendidik. Sebaliknya, hal ini harus dilakukan dalam bingkai yang mencerahkan.
"Kami sangat berkepentingan agar pola pendekatan partai kepada pemilih pemula dilakukan secara elegan, mencerahkan, dan mencerdaskan," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar