Jumat, 09 Januari 2009

Memilih itu Gampang


Sejak tahun 1955 sampai tahun 2009 nanti, Indonesia telah melaksanakan 10 kali Pemilu, Bahkan Pemilihan langsung kepala desa dipelosok-pelosok terpencil juga berulang-ulang dilaksanakan. Artinya, Rakyat telah terbiasa melaksanakan pemilihan termasuk mengenal calon dan partai yang akan dipilihnya. Keterbiasaan, tentu akan menciptakan kemudahan.Adapun berbagai perubahan yang menyertainya, seperti perubahan mekanisme pemberian suara dengan 'coblos' ke tanda 'centang'di pemilu 2009 nanti hanyalah sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Tingkat buta hurup dari tahun ke tahun telah mengalami penurunan signifikan, siapapun itu jikalau di ajarkan cara memegang balpoint berikut memberi tanda centang pada pilihannya pasti akan tahu, karena terasa mutahil di zaman saat sekarang ini ada orang yang telah berusia pemilih tidak bisa menggariskan palpoint di atas kertas.

Tentu, hal ini tidak se sederhana seperti yang tersampaikan di atas. Sesuatu tetap akan jadi sulit jikalau sosialisasi tidak dipermantap jangkauannya, karena setiap perubahan selalu menimbulkan pertanyaan, dan pertanyaan pasti membutuhkan jawaban, agar sasaran tahu arti dari perubahan itu. Nah, Bantaeng saat ini memiliki 128.105 yang terdaftar sebagai pemilih tetap. Calon Legislatif nya berjumlah 506 orang, jikalau jumlah pemilih dibagi dengan jumlah caleg, maka setiap caleg dapat jatah 250 pemilih. Jikalau setiap caleg mengkonsentrasikan diri mengajari pemilih cara mencentang sebanyak 100 orang, dan sisanya dilakukan oleh Penyelenggara, pemerintah dan kelembagaan masyarakat lainnya, maka yakin bahwa masyarakat akan mengetahui dengan pasti cara mencentang itu dengan mudah.

Masalahnya saat ini, pemberitaan media yang berbeda-beda dan banyaknya perubahan regulasi membuat masyarakat bingung. Kondisi ini diperparah dengan banyak informasi yang menghawatirkan pemilih tentang rumitnya cara mencentang itu. Jikalau semua orang berspekulasi tentang ini, maka bisa dipastikan kebingungan rakyat akan menurunkan partisipasi pemilih. mari kita belajar dari hakikat perubahan dan proses belajar: ' seorang anak yang baru kelas 1 SD pasti menkhawatirkan pelajaran matematika kelas 2 yang belum dialaminya. Tetapi ketika si anak naik kelas dua dan gurunya mengajarinya matematika dengan baik, toh si anak akan merasa mudah mencerapnya. Tetapi kemudian ketika ia membayangkan pelajaran kelas 3, kekhawatiran kembali muncul, demikian seterusnya. kekhawatiran selalu muncul ketika situasinya belum dialami'

Analogi si anak SD, bisalah dibandingkan pengalaman pemilu ke pemilu. Partisipasi pemilih Indonesia tetaplah signifikan pada pemilu-pemilu sebelumnya. Jangan takut dengan CENTANG, Ia hanyalah cara memberi tanda bagi pilihan Anda. Pelajari sebaik mungkin, karena 'CENTANG' akan mengantar bangsa ini menghasilkan pemimpin yang berkualitas dari pemilih yang pasti pula berkualitas. Gunakan hak pilih Anda dengan bijak, Sebijak Anda memaknai perubahan dari pemilu ke pemilu. Informasi selalu akan mempermudah orang untuk menentukan tindakannya. Karena itu sosialisasi dari seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kualitas demokrasi di pemilu 2009 nanti.

Pesan Sang Komisioner

Tidak ada komentar: